
JAKARTA - Ramen, mi kuah khas Jepang, kini menjadi salah satu hidangan internasional yang paling digemari masyarakat Indonesia. Keunikan ramen terletak pada mi gandum yang lembut berpadu dengan kuah kaldu gurih, daging, telur, serta berbagai topping sayuran dan bumbu. Hidangan ini mampu menyatukan cita rasa sederhana dan kompleks sekaligus, sehingga mampu memikat berbagai kalangan, mulai dari anak muda hingga orang dewasa.
Sejarah ramen sendiri cukup panjang dan menarik. Awalnya, ramen berasal dari Tiongkok pada abad ke-17 sebelum masuk ke Jepang melalui pedagang dan imigran. Di Jepang, ramen berkembang menjadi identitas kuliner tersendiri yang berbeda di tiap prefektur. Japan National Tourism Organization (JNTO) menuliskan, “Ramen adalah simbol kuliner modern Jepang dengan variasi berbeda di setiap prefektur, dari Hokkaido hingga Kyushu.” Fakta ini menunjukkan bahwa ramen bukan sekadar makanan, melainkan juga bagian dari warisan budaya Jepang yang terus berevolusi dan mampu beradaptasi dengan berbagai kondisi.
Beragam varian ramen yang populer di Jepang menawarkan sensasi rasa berbeda. Shoyu ramen memiliki kuah kecap asin yang ringan dan gurih, sedangkan miso ramen menggunakan pasta miso sehingga kuahnya lebih pekat dan kaya rasa. Shio ramen dikenal dengan kuah asin jernih yang klasik, sedangkan tonkotsu ramen berasal dari Fukuoka dengan kuah tulang babi yang kental dan lembut. Keanekaragaman ini memberikan kesempatan bagi para penggemar kuliner untuk mencoba sensasi berbeda di setiap jenis ramen.
Baca Juga
Di Indonesia, ramen mulai dikenal luas sejak awal tahun 2000-an. Penyebarannya seiring dengan menjamurnya restoran Jepang di berbagai kota besar, serta pengaruh budaya populer Jepang seperti anime dan drama. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada 2022 mencatat, “Kuliner Jepang, terutama ramen, termasuk dalam lima besar makanan internasional yang paling diminati masyarakat muda Indonesia.” Hal ini membuktikan bahwa ramen bukan hanya sekadar makanan asing, tetapi telah diterima sebagai bagian dari gaya hidup kuliner urban di Indonesia.
Selain rasanya yang lezat, ramen juga menjadi simbol kreativitas kuliner. Beberapa UMKM di Indonesia kini menghadirkan ramen halal dengan bahan lokal. Kaldu ayam kampung, udang, hingga jamur menjadi alternatif pengganti bahan tradisional Jepang, tanpa mengurangi cita rasa asli. Upaya ini memudahkan masyarakat yang mengutamakan halal sekaligus menunjukkan fleksibilitas hidangan dalam menyesuaikan preferensi lokal.
Fakta lain menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia memang sangat akrab dengan mi. Menurut World Instant Noodles Association (WINA), konsumsi mi instan di Indonesia menduduki peringkat kedua terbesar di dunia setelah Tiongkok, dengan lebih dari 14 miliar porsi per tahun pada 2023. Kebiasaan ini membuat ramen mudah diterima karena masyarakat sudah terbiasa menikmati mi, baik sebagai makanan cepat saji maupun hidangan lengkap. Popularitas ini juga memicu inovasi restoran dan UMKM dalam menyajikan berbagai varian rasa ramen yang kreatif.
Hadirnya ramen di kota-kota besar di Indonesia, dari Jakarta hingga Surabaya, menunjukkan bahwa hidangan ini berhasil menjadi bagian dari tren kuliner modern. Ramen bukan sekadar makanan pengisi perut, tetapi juga pengalaman kuliner yang menggabungkan rasa, estetika penyajian, dan suasana bersantap. Banyak restoran Jepang modern menekankan desain interior yang nyaman dan instagramable, sehingga pengunjung dapat menikmati pengalaman bersantap yang lengkap, bukan hanya rasa makanan.
Ramen juga menjadi media edukasi kuliner. Pecinta ramen dapat mempelajari teknik memasak kaldu, pembuatan mi, hingga kombinasi topping yang tepat. Proses ini membuat konsumen tidak hanya menikmati hidangan, tetapi juga menghargai keterampilan dan sejarah kuliner yang melatarinya. Dengan demikian, ramen tidak hanya menjadi hidangan, tetapi juga sarana mengenal budaya kuliner Jepang dan Asia secara lebih luas.
Fenomena ramen juga mendorong kolaborasi budaya kuliner. Beberapa restoran menambahkan sentuhan lokal pada ramen, seperti penggunaan sambal, ayam kampung, atau bakso, yang membuat rasa lebih familiar bagi lidah Indonesia. Inovasi ini tetap mempertahankan cita rasa Jepang, namun disesuaikan dengan selera masyarakat lokal. Hal ini membuktikan bahwa ramen adalah hidangan yang fleksibel dan mampu menjembatani perbedaan budaya melalui makanan.
Tidak mengherankan jika ramen kini menjadi bagian penting dari gaya hidup kuliner di Indonesia. Keberhasilannya tidak hanya karena rasa lezat, tetapi juga karena kemampuan untuk beradaptasi dengan bahan lokal, menginspirasi kreativitas, dan memberikan pengalaman bersantap yang menyenangkan. Dari restoran mewah hingga kedai kecil, ramen berhasil menjadi simbol pertemuan budaya kuliner Asia, yang kini diterima dan dicintai masyarakat Indonesia.
Secara keseluruhan, ramen di Indonesia menunjukkan bagaimana kuliner internasional dapat diadaptasi tanpa kehilangan identitas asli. Kehadirannya menggabungkan sejarah panjang di Tiongkok dan Jepang, adaptasi rasa lokal, dan inovasi kreatif pelaku kuliner. Ramen bukan hanya sekadar hidangan, tetapi juga bagian dari pengalaman budaya dan kreativitas kuliner global yang telah menjadi favorit masyarakat Indonesia. Keberhasilan ramen mencerminkan bagaimana makanan dapat melintasi batas negara, menyatukan budaya, dan memberikan pengalaman kuliner yang lengkap bagi semua kalangan.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Rekomendasi POCO 2025: Hasil Foto Spektakuler
- 07 September 2025
2.
OnePlus Pad 2 Pro, Tablet Android Performa Gahar
- 07 September 2025
3.
Vivo X300 Hadir dengan Layar Perlindungan Mata
- 07 September 2025
4.
ASUS Vivobook S14, Laptop AI Andal Profesional
- 07 September 2025
5.
Pendidikan Humanis Perkuat Karakter Siswa Bandung
- 07 September 2025